Kamis, 10 November 2016

Hanya ada kita #41

Sore itu ku hujani tubuhku dengan airpanas, setelah seharian penuh latihan dengan keras. "Rey, makan malem bareng yuk" kata ernest menghampiriku di ruang ganti, "mo makan dimana?" Tanyaku sembari membereskan barang-barangku, "daerah pecenongan rey, mau ga?" Sambung mario, "yaudah ayu boleh" jawabku sembari mengunci lokerku.

"Rey, udah balik belom?" WhatsApp pamela, "kenapa pam? Ini lagi otw balik" jawabku, "yaudah kalo udah balik bilang ya" balas pamela lagi.

"Lu kenapa pam?" Tanyaku ketika sedang skype bersama pamela, "gue di pecat rey dari kantor" kata pamela dengan airmata yang mulai menetes, "kok bisa?" Tanyaku bingung, "kantor gue lagi ngelakuin pengecilan, beberapa proyek di batal-batalin, termasuk proyek gue, padahal udah setengah jalan" cerita pamela sambil mulai menangis. Aku cukup bingung bagaimana menenangkan pamela, "gue ga tau mau cerita ke siapa lagi, cuma elu satu-satunya temen gue rey" lanjut pamela dengan masi tersenduh-senduh. Malam itu pamela curhat panjang lebar dan aku pun berusaha menenangkannya walaupun al-hasil pamela masi tetap mengeluarkan airmatanya.

Karna kejadian itu, setiap malam sebelum tidur aku selalu skype bersama pamela, untuk sekedar menghilangkan rasa sedihnya, tapi lama-kelamaan itu menjadi kebiasaan kami berdua selama kami sedang jauh....

#bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar